Tuesday, February 24, 2015

sejarah viking

Melihat rangkaian sejarah perjalanan Viking Persib Club, maka para Vikers (anggotanya) akan selalu bercermin pada perjalanan Persib Bandung dalam mengarungi Samudra kompetisi sepakbola Indonesia, baik pada saat Kompetisi Perserikatan maupun pada saat Liga Indonesia. Berawal dari perjalanan prestasi “Sang Maung Bandung” yang begitu membanggakan dan menggetarkan dunia persepakbolaan Indonesia, khususnya pada dekade 1985 hingga dekade 1995, dimana Persib mampu memberikan suatu kebanggaan kepada para pencintanya, dengan tampil lima kali berturut-turut pada partai final Piala Presiden (Perserikatan kala itu), dan tiga kali diantaranya Persib berhasil tampil sebagai “Kampioen”, yang kemudian berlanjut dengan merebut gelar “Juara” untuk pertama kalinya pada kompetisi format baru, yaitu Liga Indonesia. “Totalitas” yang telah diberikan oleh Persib kepada para pencintanya, kemudian dijawab kembali dengan “Totalitas” oleh sekelompok Pendukung Fanatik Persib yang kala itu sering menempati Tribun Selatan Stadion Siliwangi. Tercetuslah ide untuk membentuk sebuah kelompok Bobotoh demi melestarikan dan menjaga kebesaran nama Persib, disamping untuk menyatukan aspirasi serta kesamaan rasa cinta kepada “Sang Idola” Persib Bandung.

Melalui beberapa kali pertemuan yang cukup alot dan memakan waktu, akhirnya terbentuklah sebuah kesepakatan bersama. Tepatnya pada Tanggal 17 Juli 1993, disebuah rumah dibahu jalan Kancra no. 34, diikrarkanlah sebuah kelompok Bobotoh dengan nama ….. VIKING PERSIB CLUB. Adapun pelopor dari pendiriannya antara lain ; Ayi Beutik, Heru Joko, Dodi “Pesa” Rokhdian, Hendra Bule, dan Aris Primat dengan dihadiri oleh beberapa Pioner Viking Persib Club lainnya, yang hingga kini masih tetap aktif dalam kepengurusan Viking Persib Club.

Nama VIKING diambil dari nama sebuah suku bangsa yang mendiami kawasan skandinavia di Eropa Utara. Suku bangsa tersebut dikenal dengan sifat yang keras, berani, gigih, solid, patriotis, berjiwa penakluk, pantang menyerah, serta senang menjelajah. Karakter dan semangat itulah yang mendasari “Pengadopsian” nama VIKING kedalam nama kelompok yang telah dibentuk.

Secara demonstratif, Viking Persib Club pertama kali mulai menunjukan eksistensinya pada Liga Indonesia I -- tahun 1993, yang digemborkan sebagai kompetisi semi professional pertama di Tanah Air kita. Slogan “PERSIB SANG PENAKLUK” begitu dominan terlihat pada salah satu atribut yang dipakai anggotanya.

Perjalanan waktu, kebersamaan, hubungan pertemanan, serta kesamaan rasa cinta yang telah terbina, pada akhirnya telah menjadikan Viking Persib Club sanggup bertahan hingga saat ini, bahkan semakin berkembang dan menyebar ke berbagai wilayah nusantara.

Idealisme Viking Persib Club
Viking Persib Club adalah sebuah kelompok bukanlah organisasi atau fans club dengan segala aturan-aturan formal yang mengikatnya. Setiap anggota atau Vikers adalah bagian dari sebuah “Keluarga”, …. Dan layaknya sebuah Keluarga, keberagaman sifat dan tingkah laku yang berada didalamnya adalah merupakan sesuatu hal yang lumrah, dan Viking akan selalu berusaha untuk mengakomodir keberagaman tersebut.
Kelompok Suporter dapat dikatakan sebagai kelompok sosial, karena didalamnya terdapat sekumpulan individu yang berinteraksi secara bersama-sama serta memiliki kesadaran keanggotaan yang didasarkan oleh kehendak dan prilaku yang disepakati. Seperti kebanyakan kelompok-kelompok Bobotoh lainnya yang turut terlahir sama seperti halnya Viking Persib Club, yaitu secara Grass Root (dari arus bawah), maka Viking Persib Club memiliki cara atau cirri khas dalam menyikapi setiap permasalahan anggotanya. Hubungan pertemanan dan kekeluargaan yang tulus, erat tanpa pamrih serta rasa persaudaraan yang tinggi menjadi modal yang kuat bagi VIKING untuk terus eksis selama beberapa dekade.
Keanggotaan Viking Persib Club yang semakin besar, jelas menuntut sebuah tanggung jawab serta pengaturan yang sedemikian rupa secara professional, agar dapat lebih terukur dari segi pendataan, keuangan, rutinitas maupun manajerial, yang tentu saja membawa dampak tanggung jawab yang sangat besar bagi kepengurusan Viking Persib Club. Namun tentu saja semua formalitas tersebut tidak akan menghilangkan warna, ciri khas serta karakter Viking Persib Club. “Viking tetaplah Viking! Dia harus bercirikan kedekatan yang tulus antar anggotanya dan berkarakter sebagai sebuah keluarga ataupun geng”
Viking Persib Club murni lahir secara independen berdasarkan inisiatif dari para Bobotoh dari golongan grass root. Dalam pandangan Viking, supporter tidak hanya berperan sebagai “tukang sorak” saat menyaksikan dan mendukung kesebelasan kesayangannya, tetapi peran supporter harus lebih dari itu! Dia harus menjadi pembangkit semangat saat tim kesayangannya jatuh bangun menunaikan tugasnya dilapangan. Supporter juga harus menjadi kekuatan tambahan bagi para pemain dilapangan, …… intinya, supporter harus menjadi pemain ke-12! Dan VIKING ingin menjadi pemain ke-12 bagi PERSIB.
Pada saat ini, …… ketika sepakbola sudah menjadi industri, Peranan Bobotoh buat PERSIB pun menjadi berkembang tidak hanya sebagai objek pelengkap saja. Bobotoh seharusnya menjadi bagian dari prestasi dan keberhasilan yang dicapai oleh PERSIB. Berangkat dari sana, ….. Viking Persib Club pun mulai mengembangkan sayapnya dalam berbagai bentuk aktualisasi diri, mulai dari peningkatan pengkoordiniran massa dengan dibentuknya “distrik” di berbagai wilayah pada kantung-kantung Bobotoh, Penjualan Merchandise, pembuatan album kompilasi Persib, hingga tour organizer yang menyelenggarakan pemberangkatan rombongan Bobotoh ketika mendukung PERSIB apabila bermain tandang.


Kepemimpinan & Kepengurusan Viking Persib Club

Sejak awal berdirinya hingga saat ini, ….. Viking Persib Club diketuai oleh Heru Joko, dengan Panglima --- Ayi Beutik. Pertanyaan yang muncul, ……. Mengapa harus ada figur panglima? Jawabannya singkat saja, karena Bobotoh terikat secara emosional, dan mereka mengikatkan diri kepada PERSIB dan juga kepada sesama pendukung Persib. Kata Panglima disini adalah sosok “Ibu” dalam keluarga, pengasuh bagi anak-anaknya, sosok yang memimpin serta melindungi para anggota apabila terjadi sesuatu dilapangan. Sedangkan jabatan Ketua Umum yang disandang Heru Joko, adalah sebagai figure kharismatik yang memiliki fungsi politis keluar organisasi atau kelompok lain. Lain halnya dengan Yoedi Baduy yang menjabat sebagai Sekretaris Umum, ia mengelola dan mengkoordinir segala bentuk kegiatan secara administratif. Bisa dikatakan ketiganya adalah pemimpin atau leader Viking Persib Club, yang tentu saja ditopang oleh pentolan-pentolan Viking Persib Club yang lainnya, seperti ; Yana Ewok, Asep “Ucok”, Yana Bool (Mr. Y), Dadan Gareng, Boseng, Odoy, Pesa dan Hendra Bule.

Dan yang tak kalah pentingnya lagi, …… kontribusi Distrik-distrik Viking Persib Club yang saat ini sudah tersebar diberbagai wilayah , seolah menjadi elemen penting lainnya bagi pendobrak berkembangnya Viking Persib Club dewasa ini. ***

pss sleman

PSS pernah mendapat sanksi dari Perserikatan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) untuk menggelar pertandingan tanpa penonton sebagai akibat dari pemukulan yang dilakukan oleh suporter saat PSS masih berlaga di Divisi I Liga Indonesia. Meski setelah PSS mengajukan banding, akhirnya hukuman tersebut diganti dengan hukuman percobaan dan denda, tapi perilaku suporter tersebut dinilai merugikan tim yang dibelanya.

Oleh karena itu pengurus PSS dan beberapa tokoh suporter kemudian berinisiatif membentuk kelompok suporter sebagai langkah untuk menertibkan dan mengendalikan suporter PSS. Proses pembentukan dimulai dengan diadakannya rapat yang diselenggarakan pada 9 Desember 2000 di Griya Kedaulatan Rakyat yang diikuti oleh tokoh-tokoh suporter. Rapat tersebut akhirnya memutuskan digelarnya "Sayembara Nama Wadah Suporter PSS". Adapun ketentuan sayembara tersebut adalah bersifat terbuka, dengan syarat nama yang diusulkan mudah dikenal dan diingat, membangkitkan semangat, mampu mempersatukan semua pendukung PSS, dan maksimal terdiri dari dua suku kata.

Panitia sayembara diketuai oleh Ir.Trimurti Wahyu Wibowo, berlangsung dari tanggal 11-22 Desember 2000, dengan tempat pengumpulan hasil sayembara berada di kantor redaksi Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat. Panitia Sayembara bersama pengurus PSS yang nantinya akan menentukan nama yang dipilih.

Berbagai usulan nama datang dari masyarakat, diantaranya adalah Slemania, Slemanisti (Sleman Mania Sejati), Baladamania (Barisan Pecinta Laskar Sembada), Papesanda (Pasukan Pendukung Laskar Sembada), Lambada (Laskar Sleman Sembada), Patram (Pasukan Putra Merapi), Mapals (Masyarakat Pandemen Laskar Sembada), Korpels (Korps Pendukung Laskar Sembada), Pedati (Pendukung Laskar Sembada Sejati), Pansus (Pasukan Suporter Sleman Mania), Laksamana (Laskar Sleman Mania), dan Kalimasada (Keluarga Liga Sleman Sembada). Total terkumpul 1483 kartu pos, dan 196 surat yang mengikuti sayembara tersebut.

Dari sekian banyak peserta sayembara, sebanyak 103 peserta mengusulkan nama Slemania, yang kemudian pada tanggal 22 Desember 2000 dipilih oleh Panitia dan Pengurus PSS sebagai nama wadah suporter PSS Sleman. Pada malam itu juga dilakukan pembentukan pengurus dan deklarasi. Sementara undian bagi pemenang sayembara dilakukan pada tanggal 24 Desember 2000 di Stadion Tridadi, yang dimenangkan oleh Supribadi, warga Krapyak Kulon, Sewon, Bantul.

Keberhasilan dan antusiasme dari Slemania merupakan produk dari sebuah tradisi sepakbola yang mengakar dan meluas di segala lapisan masyarakat. Bagi masyarakat Sleman, sepakbola merupakan bagian penting dalam kehidupan sehari-hari mereka. Kultur sepakbola ini dibangun oleh PSS sebagai otoritas sepakbola tertinggi di Sleman, melalui kompetisi lokal yang rutin, disiplin dan bergairah. PSS mampu membangun kompetisi sepakbola secara disiplin, rutin dan ketat sejak pertengahan tahun 1980-an sampai saat ini.

Sebagai wadah suporter klub sepakbola, Slemania bersifat terbuka dalam keanggotaannya. Anggota Slemania tidak hanya warga Sleman tetapi tidak tertutup kemungkinan terdapat anggota Slemania yang berasal dari daerah lainnya di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, bahkan dari luar ptovinsi. Dari latar belakang pendidikan, anggota Slemania sangat beranekaragam dari yang tidak mengenyam bangku sekolah sampai yang menempuh jenjang pendidikan tinggi. Begitu juga dengan latar belakang ekonomi, dimana yang kaya dan yang miskin mewarnai wadah suporter ini.

Sesuai dengan tujuan awalnya, Slemania awalnya ditargetkan sebagai alat kontrol bagi suporter PSS Sleman. Namun kehadiran wadah suporter tersebut akhirnya diharapkan dapat juga membawa sebuah transformasi karakter dari suporter anarki yang merugikan kepentingan tim dan masyarakat umum menjadi suporter atraktif dan kreatif. Ide ini tidak lepas dari momentum fenomena suporter kreatif yang waktu itu melanda dunia suporter sepakbola di tanah air.

Secara kultural pengurus Slemania mengeluarkan beberapa slogan seperti “suporter edan tapi sopan”, dan “100 % Slemania anti anarkhi” sebagai identitas bagi anggota dan organisasi Slemania. Slogan-slogan tersebut kemudian diaplikasikan ke dalam lirik lagu yang biasa dinyanyikan di stadion, dan juga di kaos maupun atribut Slemania. Strategi semacam ini diyakini cukup manjur untuk membangun kebanggaan dan kesadaran anggota Slemania agar menjadi suporter yang anti anarki, sehingga meminimalisasi potensi anarki yang dimiliki anggotanya.

Secara struktural Slemania membentuk organisasi kecil yang disebut laskar Slemania. Laskar biasanya merupakan suatu kelompok kecil yang berbasis di suatu kampung tertentu dengan anggota yang berasal dari wilayah sekitar kampung tersebut. Laskar-laskar tersebut memiliki ketua laskar yang salah satu tugasnya adalah mengkoordinasikan sekitar 20-100 anggota laskarnya baik dalam pembelian tiket, penempatan di stadion, perilaku di dalam stadion dan lain-lain. Secara tidak langsung, keberadaan laskar merupakan proses pembagian kekuasaan dalam sebuah organisasi massa seperti Slemania dan juga merupakan upaya kontrol terhadap anggota Slemania.

Selain laskar, Slemania juga membentuk Slemanona, sebuah wadah khusus yang digunakan untuk meningkatkan peran suporter perempuan baik secara kualitas dan kuantitas. Slemanona dideklarasikan pada tanggal 15 Maret 2003 di Stadion Mandala Krida. Nama Slemanona seperti halnya Slemania kemudian menjadi identitas personal yang melekat pada diri anggota-anggotanya.

Secara struktur organisasi, Slemania masih mencari format dan struktur yang tepat. Setelah dideklarasikan, kepengurusan dibentuk dari sejumlah tokoh suporter di Sleman. Ketua Slemania yang pertama adalah Ir. Trimurti Wahyu Wibowo, dengan didampingi oleh Bintarto, Kuncoro, dan Topas Sumpono sebagai Wakil Ketua. Ketua terpilih dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh susunan pengurus pusat dan koordinator wilayah. Pada awal berdirinya struktur kepengurusan Slemania masih sederhana yaitu terdiri dari jabatan ketua, sekretaris, bendahara, dan beberapa departemen seperti Humas, Transportasi, Keamanan, dan Akomodasi.

Dua tahun kemudian, tepatnya tanggal 3 Desember 2002, struktur kepengurusan yang baru dibentuk melalui Musyawarah Anggota yang diselenggarakan di Pendopo Rumah Dinas Bupati Sleman. Dalam struktur kepengurusan yang baru ini dilakukan penambahan beberapa departemen yaitu Kesekretariatan, Suporter Tamu, Penelitian dan Pengembangan (Litbang) serta Pengembangan Suporter Wanita . Perubahan yang lain juga terjadi di tubuh Slemania, dimana kaum muda dan kalangan mahasiswa mendominasi susunan kepengurusan Slemania yang baru, menggantikan kepengurusan awal yang didominasi oleh tokoh-tokoh suporter sepakbola. Kondisi tersebut terus berlanjut hingga Musyawarah besar Slemania yang diselenggarakan pada 14 Agustus 2005.

sriwijaya

Pada tahun 2004 pemprov Sumatera selatan melakukan take over pembelian Klub sepak bola jawa timur Persijataim Solo yang saat ini berubah nama menjadi Sriwijaya fc. Untuk mendukung tim kebanggan kota Palembang sriwijaya fc yang berlaga didivisi utama, maka dibentuklah suatu komunitas pencinta sepak bola Palembang yang bernama fans sriwijaya mania yang didirikan oleh beberapa orang saja.

Setelah musim kompetisi liga Indonesia tahun 2004 berakhir, kelompok suporter sriwijaya fc yang dulu nya bernama fans sriwijaya berubah nama menjadi sriwijaya mania yang dipimpim oleh saudara Masyahiril S.pd. Setelah menjabat sebagai ketua umum sriwijaya mania yang pertama priode 2005/ 2006 banyak masyarakat yang bergabung menjadi kelompok suporter sriwijaya mania.

Pada tahun 2005 jumlah anggota sriwijaya mania semakin bertambah banyak hinga ke daerah-daerah yang berada di Sumatera Selatan.
Pada tahun 2005 kompetisi baru berjalan setengah kompetisi, kelompok suporter sriwijaya fc , sriwijaya mania yang dipimpim Masyahiril terpecah menjadi dua, dan memisahkan diri dari sriwijaya mania dan muncul lah kelompok suporter baru di Palembang yang di dirikan oleh 8 orang yang menamakan kelompok suporter mereka singa mania, adapun penamaan singa disini adalah sriwijaya ngamuk (singa).

Singa Mania dinyatakan lahir pada tanggal 05-05-2005, serta menggunakan slogan sebagai suporter hati nurani dan berjanji akan senantiasa mendukung Sriwijaya FC kemana pun berlaganya.

Riwayat Singa Mania

Singa mania salah satu suporter yang mendukung sriwijaya fc baik kandang maupun tandang…
Berawal dari Dibelinya Persijatim oleh Pemprov Sumatera Selatan Melalui proses panjang,Tumbuh dari satu kelompok seporter Sriwijaya Fc yang bernama Sriwijaya fans Club.
Sejalan Dengan waktu terjadilah Perbedaan visi dan misi n di dalam kelompok Suporter tersebut dan adanya konflik intern, dan tidak adanya tranparansi masalah uang organisasi.
maka terjadilah Perpecahan di dalam Organisasi tersebut dan Mendirikan singa mania,Walaupun dengan Modal Apa adannya Singa Mania Tumbuh dan Besar Seiring Dengan Waktu…dahulu Walau Di anak Tirikan Oleh Manajemen Sriwijaya Fc Singa Mania Selalu Tetap ada dan Exiss Mendukung Sriwijaya FC Karena Kami Seporter Hati Nurani…
adapun dipilihnya nama singa karena Si ( Sriwijaya ) Nga ( Ngamuk ) kenapa dipilih ngamuk..karena waktu itu sejumlah 15 orang mengamuk ingin kejelasan & pembaharuan di tubuh sriwijaya fans club.


snex

 SEJARAH PERJALANAN SNEX


Dalam perjalanan SNEX sebagai sebuah organisasi supporter militan PSIS selain struktur organisasi resmi yang ada yaitu PP, Korwil, Korcab dan Korkel masih ada dinamika lain oleh anggota SNEX yang juga diakui yaitu komunitas. Komunitas di dalam SNEX seakan menjadi warna tersendiri dan makin mempercantik organisasi. Diantara komunitas yang telah eksis terlebih dahulu antara lain : Es Cong Yang 3 Rasa, Garis Keras Mlatibaru, AA Gym Gayamsari, Capelo Pedurungan, Tipe-X Pedurungan, Snexwoman, GAM Mangkang, Pantura Mania, Setan Laut Bon Harjo, Pacinko Tanah Mas, Militan Ikan Bakar Jimbaran, Snex Parkiran, Kaliber Kaligawe, dan masih banyak lagi. Komunitas pun menjadi saluran alternatif untuk berkumpul baik karena letak wilayah yang sama maupun kesamaan hobi atau tujuan. Komunitas yang ada di SNEX makin hari makin bertambah dan menjadi salah satu unsur yang mendorong organisasi SNEX menjadi semakin besar dan berkibar. Komunitas-komunitas barupun bermunculan medio Maret-April 2008 diantaranya adalah Semarang Extreme Futsal Community (SEFC), Komunitas Diskusi SneX (Komdis SNEX) dan pemilik resmi blog ini Semarang Extreme Cyber Community (SECC). Dari banyak komunitas di SNEX tersebut tercetus ide untuk dapat mewadahi komunitas-komunitas yang ada dengan satu tujuan yang sama yaitu agar SNEX menjadi makin besar, berkibar serta makin maju (kayaknya idealis banget...... diukur darimana tuh?). Salah satu nama yang mengerucut adalah Semarang Extreme Community yaitu suatu konsep yang digagas oleh sebagai tempat bagi komunitas yang ada untuk dapat saling berkomunikasi serta dapat terarah dalam mendukung SNEX maupun PSIS, dengan pemikiran bahwa komunitas yang ada di SNEX belum diwadahi atau belum dapat ditampung dan diakomodasi didalam struktur organisasi SNEX meski secara resmi diakui sebagai bagian dari Keluarga Besar Supporter Semarang Extreme. Bahkan didalam AD/ART SNEX pun komunitas tidak tercantum sebagai bagian dari struktur organisasi sehingga ketika ada Rapat Pleno bahkan Kongres sekalipun keberadaan komunitas seakan tidak terakomodir ataupun tersentuh, walaupun sesungguhnya komunitas sendiri baik secara langsung maupun tidak langsung ikut berperan dalam memajukan dan membesarkan SNEX. Sehingga atas kesadaran akan pentingnya suatu komunitas yang terwadahi, yang sudah tentu sengan sendirinya SNEX akan bergaya eh...salah maksudnya berjaya.
dan SELAMAT BERGABUNG DI SEMARANG EXTREME COMMUNITY

panser biru


Hasil gambar untuk sejarah panser biruGedung berlian dan tragedi Manahan mempunyai arti yang sangat penting bagi lahirnya Panser Biru.Di dua tempat itulah awal mula terbesit untuk membentuk organisasi suporter atraktif pertama di Semarang bernama Panser Biru. Tragedi Manahan telah menjadi spirit bagi cah-cah Semarang untuk membentuk suatu kelompok organisasi supporter yang atraktif dan kreatif,maklum saja tragedi Manahan selain membuat banyak jatuhnya korban secara fisik tetapi juga secara psikis karena terdegradasinya PSIS ke Divisi 1 untuk pertama kalinya selama Ligina digulirkan.

Diawali dengan bertemunya sekitar 15 orang gila bola di Gedung Berlian Jl. Pahlawan Semarang, mereka mulai membicarakan embrio terbentuknya suatu kumpulan supporter yang terorganisir, mereka adalah Ari Sudrajat, Arief Pamungkas, Beny Setyawan, Miko, Duryanto “pesek”, Djoened, Dody, Oky, Ibnu, Sastono, Bayu, Aris, Nevo, Agus, Arief. Dari situ terbentuklah nama “Forum Peduli PSIS”, dan nahkoda sementara dipegang oleh Duryanto “Pesek”. Lambat laun tiap minggu secara kontinyu pertemuan terus diadakan di Stadion Tri Lomba Juang Mugas Semarang. Tanggal 22 Oktober 2000 pertemuan pertamanya diikuti hanya oleh 20 orang saja. Selanjutnya pertemuan kedua tanggal 29 Oktober 2000 diikuti oleh 35 orang,dan finalnya tanggal 5 November 2000 pertemuan yang ke 4 berhasil diikuti oleh 75 orang yang secara aklamasi fans PSIS yang berkeumpul ini sudah mulai mencari nama yang pantas disandang oleh organisasi yang akan dibentuk ini.Ada usulan nama Fan Bos (Fans Bocah Semarang) yang diusulkan oleh anak-anak Semarang Selatan, Pasukan Suporter Semarang-Biru (Panser Biru) oleh Sdr Beny Setyawan, Bosnia (Bocah Semarang Mania) yang disuarakan Anak Banyumanik, SAS, Bocah Semarang (Bocas), Tiffosi, dan masih banyak lagi. Selain itu sejumlah lagu juga telah diusulkan untuk dinyanyikan apabila PSIS sedang berlaga di stadion. Aklamsi akhirnya membuktikan kalau nama Panser Biru karya Sdr Beny Setyawan banyak mendapat suara dari fans PSIS sehingga sejak saat itu dipilihlah nama Panser Biru menjadi nama organisasi supporter sepakbola baru Semarang.

Semangat anak-anak Semarangpun mulia berkobar-kobar menyambut terbentuknya organisasi baru PSIS ini layaknya api yang membara. Puncaknya tanggal 1 Desember 2000 pada saat latihan perdana PSIS di stadion Jatidiri yang akan mempersiapkan diri berlaga di divisi 1 liga Indonesia ,Panser Biru mulai beraksi untuk pertama kalinya di depan publik . Segala gerakan,tarian serta yel-yel atraktif mulai diperlihatkan secara menarik.Nuansa tersebut sebelumnya belum pernah ada di dalam stadion.Para pecinta PSIS pun yang sedang melihat latihan banyak yang terperangah melihat ada “sesuatu” yang baru di tengah-tengah mereka.Gelora anak Panser tak hanya sampai di sini saja,tetapi terus berlanjut dari tiap pertandingan ke pertandigan kandang maupun tandang PSIS.Nah,setelah melalui proses yang panjang akhirnya tanggal 25 Maret 2001 nama besar Panser Biru dideklarasikan sebagai organisasi supporter pertama PSIS yang mengusung kreatifitas dan atraktifitas di komplek GOR Tri Lomba Juang Mugas Semarang yang juga dihadiri kurang lebih 5000 orang simpatisan.

Kini Panser Biru telah memasuki usia matangnya yang ke-7 di tahun 2008 ini. Pasang surut,terpuruk dan jaya,senang maupun susah,sehat dan sakitnya Panser sudah banyak dirasakan kelompok ini.Ya, sekali lagi semangat satu Semarang satu yang digelorakan dari dulu hingga kini masih terus dipegang serta dihayati oleh semua anggota dengan satu tujuan tentunya yaitu mendukung PSIS menjadi klub sepakbola terbaik di kasta tertinggi kancah persepakbolaan Indonesia.

Monday, February 23, 2015

viking vs thejack

Awal Mula Permusuhan The Jak dan Viking


 
 
 
 
 
 
99 Votes

jak-vs-viking
Ini adalah hasil copy dari pengalaman orang, baca sendiri ya…

Perseteruan antar suporter Persija dan Persib sudah berlangsung lama, tepatnya sejak tahun 2000 yaitu bertepatan dengan Liga Indonesia 6 berlangsung. Di putaran 1 sekitar 6 buah bis suporter Persib datang ke Lebak Bulus dan masuk ke Tribun Timur. Dan terdiri dari banyak unit suporter seperti Balad Persib, Jurig, Stone Lovers, ABCD, Viking dll. Saat itu yang terbesar masih Balad Persib. Meski sempat nyaris terjadi gesekan dengan the Jakmania, tapi alhamdulilah tidak terjadi bentrokan yang lebih luas. Justru kita suporter Persib bergerak ke arah the Jakmania tuk berjabat tangan. Gw inget banget yel-yel kita waktu itu : “ABCD … Anak Bandung Cinta Damai”. Selesai pertandingan suporter Persib juga didampingi the Jakmania menuju bus. Dan The Jakmania mengikuti dengan menyanyikan lagu Halo Halo Bandung.
Penerimaan the Jakmania membuat kita (Viking) berniat tuk mengundang datang ke Bandung saat putaran 2. Dialog berlangsung lancar karena seorang Pengurus the Jakmania yang bernama Erwan rajin ke Bandung tuk bikin kaos. Hubungan Erwan dengan Ayi Beutik juga konon akrab banget sampe2 Erwan pernah cerita kalo dia suka sama adiknya Ayi Beutik. Melalui Erwan jugalah Viking menyatakan keinginannya tuk mengundang dan menyambut the Jakmania di Bandung meski kita sendiri masih khawatir dengan sikap bobotoh yang lain.
The Jakmania saat itu belum sebesar sekarang. Yang nonton di Lebak Bulus aja cuma di sisi Selatan tribun Timur. Jadi bersebelahan dengan Viking. Nah ajakan Viking itu langsung ditanggapi oleh the Jakmania yg memang sudah punya niat jg tuk melakoni partai tandang. Dibentuklah kemudian perencanaan, salah satunya dengan mengutus Sekum dan Bendahara Umum the Jakmania saat itu yaitu Sdr Faisal dan Sdr Danang. Mereka ditugaskan tuk melobi Panpel Persib dari mulai masalah tiket hingga tribun the Jakmania. Kebetulan Danang lagi kuliah di Bandung sehingga tempat kosnya jadi tempat kumpulnya the Jakers disana.
Karena The Jakmania belum berpengalaman mengkoordinasikan anggota tuk nonton tandang. Justru yang menjadi masalah justru bukan di koordinator kepada Panpel Persib tapi di anggota The Jakmania itu sendiri. Banyak anggota yang bandel daftar pada hari H nya. Jumlah yang tadinya cuma 400 orang berkembang menjadi 1000 orang lebih! Bayangin gimana repotnya Pengurus The Jakmania nyari bis tuk ngangkut segitu banyak orang. Akibatnya The Jakmania berangkat baru jam 12 siang! Itu juga terpecah menjadi 3 rombongan. Satu bis berangkat lebih dulu karena akan ganti ban. Disusul 4 bus kemudian. Dan terakhir berangkat dengan 4 bus tambahan.
Keberangkatan The Jakmania sendiri juga masih diliputi keraguan apakah dapat tiket atau tidak. Tim Advance yang diutus mendapatkan kesulitan mencari tiket. 4 hari sebelum pertandingan terjadi kerusuhan di stadion Siliwangi akibat distribusi tiket yang kurang lancar. Ada seorang Vikers yang menganjurkan the Jak tuk hadir di acara khusus pertemuan tim dengan suporternya. Faisal, Danang dan Budi ambil keputusan tuk hadir di acara itu. Disana mereka sempat bertemu Walikota Bandung, Kapolres, Ketua Panpel dan Ketua Keamanan. Mereka semua menjamin bahwa the Jakmania akan bisa masuk dan tiket akan disiapkan khusus. Paling tidak itulah info yang gw dapet dari tim Advance The Jakmania.
1 bis pertama tiba di Stadion Siliwangi. Viking siap menyambut dan mempersilahkan masuk ke stadion, padahal tiket belum di tangan. Sayang hal yang dikhawatirkan Viking terbukti. Perlahan tapi makin lama makin banyak datanglah bobotoh nyamperin the Jak dengan sikap yang tidak simpatik. Melihat gelagat buruk ini Viking minta the Jak tuk keluar dulu ke stadion sambil menunggu rombongan berikut. Sembari menunggu, gw dan beberapa rekan dari The Jakmania ada yang melaksanakan sholat ashar dulu. Ketika selesai sholat, mulailah terjadi hal2 yang tidak diinginkan. Rekan2 kita dari the Jakmania mendapatkan pukulan disana sini dengan menggunakan kayu. Salah satunya tersungkur berlumuran darah yang keluar dari kepalanya. Melihat situasi ini the Jakmania kembali diungsikan menjauh dari stadion.
Rombongan besar 8 buah bis akhirnya tiba juga. Tapi karena terlambat, stadion Siliwangi sudah penuh sesak. Lagipula kita tetap tidak berhasil mendapatkan tiket. Panpel memang kelihatan salah tingkah dan berusaha mengumpulkan dari calo2 yang masih beredar di sekitar stadion, namun jumlahnya juga tidak memadai hanya 300 lembar. Sementara bobotoh yang masih berada di luar juga mulai melakukan serangan terhadap the Jakmania. Gw sempet coba menenangkan dan cekcok dengan seorang rekan bobotoh yang ngambil dengan paksa kacamata anggota The Jakmania. Bobotoh itu bilang kalo dia kesal sama anak Jakarta karena mereka juga diperlakukan dengan tidak simpatik di Jakarta ketika menyaksikan pertandingan Persijatim vs Persib di Lebak Bulus. Bobotoh tidak mau tau kalo Persijatim tu beda dengan Persija. Seingat gw kejadian ini sempat direkam foto oleh wartawan dari Tabloid GO dan terpampang jelas esoknya di media tersebut.
Gw lalu ngambil inisiatif tuk nyari rombongan pertama the jakmania yang dateng duluan dan mengajak mereka tuk gabung ke rombongan besar. Disana gw minta maaf ke semua anggota The Jakmania karena gagal membawa rombongan sampai masuk ke stadion dan pulang dengan aman. Di situ dari Panpel juga sempat minta maaf. Namun kondisi ini tidak bisa diterima oleh seluruh rombongan The Jakmania, bahkan mereka juga tidak mau berjabat tangan dengan gw dan 2 orang Viking lainnya yang masih setia mengawal meski pertandingan sudah berlangsung.
Ketika rombongan hendak pulang, tiba2 The Jakmania diserang lagi oleh bobotoh yang masih nunggu di luar stadion. Kondisi ini jelas tidak bisa diterima oleh The Jakmania. Sudah ga bisa masuk masih juga diserang. Akhirnya The Jakmania balas perlakuan mereka (Oknum Bobotoh). Jumlah bobotoh di luar stadion masih ratusan sehingga terjadilah bentrokan yang mengakibatkan pecahnya kaca2 mobil akibat terkena lemparan dari kedua kubu. Ketika polisi datang, keributan mereda dan the Jakmania mulai beranjak pulang. Sempat pula terjadi bentrok beberapa kali ketika rombongan berpapasan dengan bobotoh yang pulang karena tidak kebagian tiket.
Sejak saat itulah api dendam dan permusuhan terus berkobar di kedua belah pihak. Puncaknya di acara Kuis Siapa Berani di Indosiar. Acara ini diprakarsai oleh Sigit Nugroho wartawan Bola yang terpilih menjadi Ketua Asosiasi Suporter Seluruh Indonesia.
Sayang bentrokan ternyata ga bisa dihindari. Bukan gw memihak tapi faktanya memang Viking yang mulai. Mereka neriakin yel2 “Jakarta Banjir” yang dibales juga oleh the Jak. Suasana memanas hingga akhirnya terjadi benturan fisik.
Letak Indosiar di Jakarta, jadi ga heran pelan2 berdatanganlah para suporter Persija kesana. Suasana sudah tidak terkendali dan atas inisiatif Polisi dan Indosiar, Viking langsung diungsikan dengan menggunakan truk Polisi. Namun kejadian ini ternyata dah menyebar luas kemana-mana hingga akhirnya terjadilah penyerangan terhadap rombongan Viking di tol Kebon Jeruk.
Gw juga heran gimana Viking menyatakan klo hadiah menang kuis dirampok the Jak padahal hadiah itu kan belum diserahkan pihak Indosiar. Hadiah itu pun sampe sekarang ga kita terima. Saat itulah nama the Jakmania menjadi buruk. Di mata media the Jakmania tidak menerima kalah sehingga menyerang. Opini sudah terbentuk dan masyarakat di Bandung juga ikutan menghujat, sementara di Jakarta menyayangkan.
Semenjak terjadi permusuhan dengan the Jakmania, apalagi setelah kejadian Indosiar, Viking berkembang pesat menjadi suporter yang dominan di Bandung. Mereka terus menebarkan kebencian ke the Jak dengan mengeluarkan kaos2 dan lagu2 yang bersifat menghujat the Jak. Reaksi anggota the Jakmania juga heboh. Mereka rame2 bikin kaos yang balas menghujat Viking.
Sikap ini justru malah mengobarkan api kebencian suporter Persija terhadap Viking. Sehingga the Jakers banyak yang benci mereka bukan karena tau kejadian awalnya, tapi karena mereka ga suka dikata-katain terus. Belakangan Komisi Disiplin mengeluarkan larangan akan hal-hal seperti ini. Terlambat! Dan penerapannya juga ga konsisten, masih banyak yang tetap melakukannya, bukan hanya Viking atau the Jakmania tapi hampir di semua stadion di Indonesia.
Sebetulnya ada juga pihak2 yang mengusahakan perdamaian. Panpel Persib pernah berinisiatif mempertemukan the Jakmania dan Viking di Bandung. Tapi pertemuan tersebut buntu karena tidak ada niat dari Heru Joko tuk berdamai.
Perseteruan makin melebar. Semakin banyak Viking yang masuk ke website the Jakmania dan menebarkan virus kebencian … semakin banyak dan besarlah kebencian the Jakers ke mereka. Bahkan Panglima Viking Ayi Beutik sempat mengeluarkan pernyataan tuk menjaga kelestarian permusuhan ini seperti Barcelona dan Real Madrid.
Sekarang permusuhan the Jakmania kontra Viking menjadi warna tersendiri bagi sepakbola Indonesia. Seorang sutradara tertarik menjadikan perseteruan ini sebagai inspirasi dalam filmnya yang berjudul ROMEO & JULIET. Di tengah perseteruan, Viking justru kompak untuk menolak film ini dengan alasannya masing2. Ketua Viking dengan didukung anggotanya membuktikan ucapannya dengan menggagalkan pemutaran film ini. Sementara di Jakarta justru sebaliknya, meski pimpinan menyatakan akan menuntut tapi toh hampir semua bioskop2 di jabodetabek dipenuhi oleh The Jakmania yang memang sudah ga sabar menanti film ini diputar.
Hasil gambar untuk viking bonek sama saja asal jangan the jakNah, itulah kisah panjang tentang permusuhan 2 kelompok suporter besar di Indonesia, paling engga dari kacamata gw. Tulisan ini dibuat atas permintaan seorang bobotoh yang penasaran dengan sebab musabab permusuhan tersebut. Gw juga ga suka dengan orang yang berkomentar sinis baik terhadap the Jakmania maupun Viking. Mereka itu tidak tau apa2, bisanya cuma menghakimi aja. Ada hak apa mereka menghujat? Liat dulu kisahnya baru mereka akan berpikir dan bantu mencarikan solusi.
Klo lu tanya ke gw, masih ada ga kemungkinan damai? Jawabanya ‘bomat” alias bodo amat. Ngapain mikirin? Bagi gw damai tu bukan kata benda, tapi kata kerja. Jadi ga usah banyak ngomong, yang penting buktiin. Lebih baik mikirin KOMITMEN masing2 aja, lebih cinta mana kita sama PERSIB atau sama PERMUSUHAN DENGAN THE JAKMANIA

rosoneri vs bianconery

Sejarah Persaingan Juventus vs A.C. Milan "Derby D'Italy Susungguhnya"

[JADWAL PERTANDINGAN A.C. MILAN SELANJUTNYA]

JUVENTUS vs A.C. MILAN
Senin, 22 April 2013
Jam 01:45 WIB
Di Juventus Stadium

LIVE on TVRI



Koleksi Trophy

AC. Milan:
18 Serie A Italia, 5 Coppa Italia, 6 Supercoppa Italia
7 Juara Liga Champions, 4 Runner-up Liga Champions, 2 piala Winners Eropa, 5 piala Super Eropa, 3 Intercontinental cup, 1 Fifa club world cup.

Juventus:
28 Serie A Italia, 9 Coppa Italia, 4 Supercoppa Italia,
2 Juara Liga Champions, 5 Runner-up Liga Champions, 1 piala Winners Eropa, 3 Piala UEFA, 2 piala Super Eropa dan 2 Intercontinental cup.

Rekor Individu pemain
AC Milan:
Reformasi besar-besar terutama dalam pembelian pemain dilakukan oleh Silvio Berlusconi sejak dia membeli klub ini di decade 80 an. Pemain-pemain top dunia diangkut ke Milan dan menjadikan klub ini pernah menyandang gelar sebagai The Dream Team. Pemain Milan yang pernah mendapatkan predikat pemain terbaik Eropa adalah: Gianni Rivera (1969), Ruud Gullit (1987), Marco Van Basten (1988, 1989, 1992), George Weah (1995), Andriy Shechenko (2004), Kaka (2007).
Juventus:
Sebagai salah satu klub terbaik di Italia, Juventus menjadi tempat berlabuh beberapa pemain top dunia. Bahkan beberapa diantaranya pernah menjadi pemain terbaik dunia. Diantaranya pemain legenda klub old lady yang menjadi pemain terbaik Eropa adalah : Paolo Rossi (1982), Michel Platini (1984,1985,1986), Roberto Baggio (1993), Gianluca Vialli (1995), Zinedine Zidane (1998),Pavel Nedved (2003), Fabio Cannavaro (2006).

Rekor Pertemuan
Sejak kali bertemu di musim 1929/1930, sudah 157 kali kedua tim bertemu di Liga Italia dengan rekor Milan menang 47 kali, draw 56 kali dan Juve menang 54 kali. Jika skala pertemuan dipersempit dimana Milan menjadi tuan rumah maka rekor pertemuan menjadi 78 dengan Milan mencatat 26 kemenangan, 34 draw, dan kalah 18 kali.
Kemenangan Juventus terbesar di kandang Milan terjadi di tahun 1997, kala itu Milan dibantai 1-6. Dan itu menjadi kekalahan kandang terbesar Milan sepanjang sejarah. Sedangkan bagi Juventus kekalahan terbesar dikandang juga didapat dari Milan yaitu musim 1949/1950 dengan skor 1-7. Dalam sepuluh pertemuan terakhir di semua kompetisi rekornya adalah 4 menang, 2 draw dan 4 kalah.

Bobotoh 1933

Foto memalukan, duel massal suporter Persib vs Arema. Harusnya berdamai seperti Viking dan Jack Mania

Pendukung Persib Bandung terlibat perkelahian dalam pertandingan sepakbola antara Persib Bandung dan Arema Malang pada lanjutan Indonesia Super League di lapangan Jalak Harupat kabupaten Bandung, Jawa Barat, Minggu (13/4).


Pendukung Persib Bandung terlibat perkelahian dalam pertandingan sepakbola antara Persib Bandung dan Arema Malang pada lanjutan Indonesia Super League di lapangan Jalak Harupat kabupaten Bandung, Jawa Barat, Minggu (13/4). Persib Bandung berhasil mengalahkan Arema Malang dengan skor 3-2.
Pendukung Persib bentrok dan duel dengan pendukung Arema Malang
Memalukan
Berkaitan dengan hal itu Kapolda Jabar Mochamad Iriawan akan memperketat ijin tanding untuk Persib Bandung. “Jika ada misalnya ketidakdewasaan dari Bobotoh maka akan kami evaluasi lagi mengenai pemberian izin, namun jika bobotoh tertib maka akan dengan mudah kami berikan izin selanjutnya,” kata Kapolda Jabar Mochamad Iriawan saat kunjungan ke KPU Kota Sukabumi, Jalan Otista No 135, Kota Sukabumi, pada Minggu 12/4.
Iriawan menjelasakan bahwa hal itu sesuai dengan komitmen yang dibacakan oleh Viking (pendukung Persib) dan Bomber saat islah yang dilaksanakan di Cibinong, Jumat (9/4/2014) lalu. “Arema bisa dibilang juga sebagai rival kedua dari Persib Bandung, jadi kalau tidak ada laporan yang negatif mengenai pertandingan ini maka tidak usah takut, Polda Jabar akan berikan dukungan penuh dalam pengamanan, pertandingan selanjutnya,” katanya.
Oleh karenanya Iriawan berharap agar para pendukung Persib Bandung, bagaimanapun hasil pertandingan menang atau kalah, bisa bertindak dewasa dan tidak melakukan tindakan anarkisme dan vandalisme.
Peristiwa perkelahian antara pendukung Persib dan Arema seharusnya menjadi cermin perlunya islah di antara para supporter sepakbola Indonesia.
Sebelumnya diberitakan Persib dan Persija telah melakukan islah di Mapolres Kabupaten Bogor, Jalan Pemda Tegar Beriman, pada Jumat (9/4/2014) lalu. Bobotoh dan The Jak Mania berjanji untuk berdamai dan melupakan kesalahan-kesalahan yang lalu yang dilakukan kedua belah pihak. (Baca artikel: Nah, gitu dong: The Jakmania dan Viking sepakat damai!)
Dalam perjanjian tertulis tersebut itu pun kedua belah pihak juga berjanji untuk menjaga ketertiban dalam setiap pertandingannya, dan mengutamakan persaudaraan dibanding rivalitas.

real madrid

Real Madrid C.F.


Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Real Madrid
Lambang Real Madrid C.F.
Nama lengkap Real Madrid Club de Fútbol
Julukan Los Blancos (Tim Putih)
Los Merengues (Tim Meringue)
Los Vikingos (Tim Viking)[1]
Didirikan 6 Maret 1902 (112 tahun lalu) sebagai Madrid Football Club[2]
Stadion Stadion Santiago Bernabéu
(Kapasitas: 85.454)
Presiden Bendera Spanyol Florentino Pérez
Pelatih Bendera Italia Carlo Ancelotti[3]
Liga La Liga
Posisi 2013–14 ke-3, La Liga
Situs web Situs web resmi klub
Kostum kandang
Kostum tandang
Kostum ketiga
Soccerball current event.svg Musim ini
Real Madrid Club de Fútbol (pengucapan bahasa Spanyol: [reˈal maˈðɾið ˈkluβ ðe ˈfutβol]; Royal Madrid Football Club), umumnya dikenal sebagai Real Madrid, adalah klub sepak bola profesional yang berbasis di Madrid, Spanyol.
Didirikan pada tahun 1902 sebagai Madrid Football Club, secara tradisional mengenakan kostum kandang putih. Kata Real ("dari kerajaan") Spanyol dan dianugerahkan ke klub oleh Raja Alfonso XIII pada tahun 1920 bersama-sama dengan mahkota kerajaan di lambang. Tim ini telah memainkan pertandingan kandang dalam 85.454-kapasitas Stadion Santiago Bernabéu di pusat kota Madrid sejak tahun 1947.
Hasil gambar untuk santiago bernabeuKlub ini adalah klub sepak bola terkaya di dunia dalam hal pendapatan, dengan omset tahunan sebesar €513 juta dan paling berharga, senilai €3.3 miliar.[4][5] Ini adalah salah satu dari tiga klub untuk tidak pernah terdegradasi dari papan atas sepak bola Spanyol, bersama dengan Athletic Bilbao dan Barcelona. Real Madrid memiliki banyak persaingan lama, terutama El Clásico dengan Barcelona dan El Derbi madrileño dengan Atlético Madrid.
Klub memantapkan dirinya sebagai kekuatan utama dalam sepak bola Spanyol dan Eropa selama tahun 1950. Di dalam negeri, Klub ini juga merupakan salah satu klub terbaik abad ke-20 menurut FIFA. Mereka telah meraih 32 gelar La Liga, 18 gelar Copa del Rey, 8 Piala Super Spanyol, 1 Copa Eva Duarte, 1 Copa de la Liga,[6] 10 gelar Piala Eropa/Liga Champions UEFA, 2 Piala UEFA, 1 Piala Super UEFA, 3 Piala Interkontinental dan 1 Piala Dunia Antarklub FIFA.

Bonex 1927

Berikut ini kumpulan foto pertandingan PERSEBAYA vs QPR di Gelora Bung Tomo (GBT) Surabaya. Foto di ambil dari berbagai sumber. Foto memperlihatkan aksi Bonek di Gelora Bung Tomo, 23 Juli 2012. Dalam pertandingan itu Persebaya kalah 1-2. Gol satu-satunya Persebaya di cetak oleh Fernando Soler.


Bonek+Di+GBT+Persebaya+vs+QPR+01
Sumber Foto : Serdadu Bonek Persebaya | Persebaya vs QPR, Juli 2012
Bonek+Di+GBT+Persebaya+vs+QPR+02
Sumber Foto : Serdadu Bonek Persebaya | Persebaya vs QPR, Juli 2012
Bonek+Di+GBT+Persebaya+vs+QPR+03
Sumber Foto : Serdadu Bonek Persebaya | Persebaya vs QPR, Juli 2012
Bonek+Di+GBT+Persebaya+vs+QPR+04
Sumber Foto : Serdadu Bonek Persebaya | Persebaya vs QPR, Juli 2012
Bonek+Di+GBT+Persebaya+vs+QPR+08
Sumber Foto : Okto Tyson De Henukh
Bonek+Di+GBT+Persebaya+vs+QPR+06
Sumber Foto : Okto Tyson De Henukh
Bonek+Di+GBT+Persebaya+vs+QPR+10
Sumber Foto : Green Shop | Lampu Padam tak surut memadamkan kreativitas Bonek
Bonek+Di+GBT+Persebaya+vs+QPR+11
Giant Flag | Spanduk Raksasa Bonek

Bonek+Di+GBT+Persebaya+vs+QPR+05
Sumber Foto : Serdadu Bonek Persebaya | Persebaya vs QPR, Juli 2012


Bonek+Di+GBT+Persebaya+vs+QPR+12


Dan berikut koleksi foto
Atmoster Tribun GBT
Persebaya vs QPR




Bonek+Di+GBT+Persebaya+vs+QPR+100

Bonek+Di+GBT+Persebaya+vs+QPR+101

Bonek+Di+GBT+Persebaya+vs+QPR+102

Bonek+Di+GBT+Persebaya+vs+QPR+103

Bonek+Di+GBT+Persebaya+vs+QPR+104

Bonek+Di+GBT+Persebaya+vs+QPR+105

Bonek+Di+GBT+Persebaya+vs+QPR+106

Bonek+Di+GBT+Persebaya+vs+QPR+107

Bonek+Di+GBT+Persebaya+vs+QPR+108

Bonek+Di+GBT+Persebaya+vs+QPR+109




Foto koleksi Andy Green Sepanjang

Bonek+Di+GBT+Persebaya+vs+QPR+200

Bonek+Di+GBT+Persebaya+vs+QPR+201

Bonek+Di+GBT+Persebaya+vs+QPR+202

Bonek+Di+GBT+Persebaya+vs+QPR+203

Bonek+Di+GBT+Persebaya+vs+QPR+204

Bonek+Di+GBT+Persebaya+vs+QPR+205